Mulai twitter saya bermula dengan username pertama [@nisafrans]
mungkin itu adalah asal mula saya kenal sama kamu. Iya cukup kenal,
belum dekat.
Benar, ketika saat itu kamu berhasil membuat saya
senang saat melewati usia ke 16 tahun saya, kamu letaknya didepan saya
saat itu, saya sedang meniup lilin dihadapan kamu. Iya kamu lagi, kamu
yang paling hebat bikin semuanya habis gelap terbitlah terang.
Tampaknya, kesan itu tak berakhir begitu saja bukan? Ingat tanggal 30 Nov 2009 gak? Iya, itu pertama kali kamu ngajarin saya ilmu Fisika. Agaknya kamu paling mengerti bagaimana rasanya saya mengerti.
Kesan selanjutnya? Ah terlalu banyak.
Kesan selanjutnya nyangkut di Bulan desember,
pertama kalinya kita telponan bareng hingga dini hari. Akankah ada
pembicaraan yang bosan malam itu? sepertinya aku tau jawabannya, tidak.
Ingat hal lain yang terjadi dalam telponan bareng kita? Sesimpel 1 bait
lagu sebuah group band "Secondhand Serenade - Fall For You"
sesederhana itukah anda membuat saya jatuh cinta terhadap lirik lagu itu
lebih dalam. Bahkan hingga saat ini, jika anda ingin tau jawabannya.
Lalu
hal selanjutnya yang paling bisa bikin saya menjadi ratu sehari adalah
saat kita ke Museum PP IPTEK bareng, berdua dengan motormu dan selama di
perjalanan itu tak pernah saya mendepani langkah anda dan tak pernah
anda didepan saya, kita sejajar. Dengan saat itu tinggi yang belum
teramat jauh untuk sekedar menatap bahu anda. Kertas tiket masuknya yg
hingga saat ini masih tersimpan rapi disudut ruang didalam dompet saya,
iya bagaimana bisa saya lupa, semua ini pasti terekam jelas. Tak
berhenti hingga disana hari itu, hingga bermuara pada sebuah mall
dijakarta hanya sekedar untuk late lunch bareng, waktu telah kami
habiskan waktu itu. Ya, kami bersama.
Pertemuan selanjutnya memang
berlangsung sangat lama, dikarenakan kita terpisah oleh keadaan, dimana
saya sudah dimiliki yg lain, dan kamu sudah dekat dengan yg lain.
Hari-hari biasa dilalui di sekolah saat itu. Masih dalam 1 kelas yang
sama namun dengan perasaan yang sama? Oh mungkin tidak, agak sedikit
berkurang. Lewatlah sudah hari hari itu selama beberapa bulan sampai
tiba disuatu masa sebuah kata kelulusan. Iya, kita lulus. Kita lulus
dengan gelar mahasiswa dan mahasiswi yang sudah didapat saat itu, namun
dibedakan dengan nama universitas dan beda jarak. Jauh,
berkilo-kilometer dan berjam-jam pula untuk sampai disana. Saya depok,
Kamu semarang. Komunikasi pun setelah lulus juga terasa jauh, seperti
tidak pernah mengenal dan tidak pernah bercengkrama.
Sampai suatu
ketika, kita dipertemukan oleh sebuah acara expo campus di sekolah lama
kita. Iya kamu rapi sekali dengan almamater biru dongker itu, rambut yg
panjang dan menutupi dahi serta tinggi badan yg agaknya semakin tinggi.
Kita bertemu dalam satu tempat, namun beda keadaan, tak saling menyapa
hanya menebar senyum satu sama lain. Pulangnya, Kaos yg kamu pakai saat
itu kembali tertutup oleh sebuah jaket almamater kebanggaan jurusanmu,
iya Teknik Informatika Universitas Diponegoro. Hanya
lewat tatapan hari itu berlalu dengan sangat cepat, hanya 1 simpul
senyuman yang saya dapat untuk mengobati rindu saya saat itu. Cukup,
bahkan lebih dari cukup.
Sudah berakhir? Mungkin belum, karena
waktu masih berhasil mempertemukan kita bersama. Momen selanjutnya
adalah ulang tahunmu, ya memang sebelum hari itu kami intens sekali
menjalin komunikasi. Canda, tawa, keluh, serta kesah saya bagi kepadamu.
Banyak sekali cerita menarik, hiburan singkat serta nasihat yang
membuat saya nyaman. Kamu memang paling bisa membuat segalanya
sederhana. Sampai waktunya tepat 19 Juli 2012, dengan umur 19 tahun yang
kamu sandang. Saya berhasil mengirimkan sebuah foto hasil bikinan saya
dengan doa yg sederhana ke account salah satu media sosial kamu. Bahagia
itu sederhana ketika di seen, ketika dibalas dengan kalimat "Makasih
ya..." simple bukan? Ah iya, saya terlalu banyak belajar makna kata
"simple darimu. Begitu sederhana bukan? termasuk tentang kita.
Ketemu
lagi? Ah iya sekarang kita bertemu nyata 28 Juli 2012. Malam itu,
selesai acara bukber kelas, kami memutuskan untuk sekedar menghabiskan
sisa 1 jam malam kita untuk duduk dipinggir jalan, saya menikmati es
krim pemberianmu, dan kamu hanya dengan 1 botol minuman berasa, pulpy
orange sepertinya. Sharing bareng, sebentar tapi ramai tak henti dari
depan nampak suara lalu lintas yg lalu lalang, hingga akhirnya kita
terpisah. Sebuah pemberian kado nyatamu telah mendarat manis di tangan
kanan mu dengan sedikit rona senyum malu yg saat itu tak bisa saya
tutupkan... Nampaknya saya masih ingat betul malam itu, dipinggir jalan
sebuah sudut kota kita bersama.
Juli berakhir.
Agustus berganti.
September datang.
Oktober memulai.
November?
Apa yg terjadi? hanya sekedar permintaan doa dari saya ketika saya
genap berumur 19 tahun. Hanya sebua request-an doa yang ingin sekali
saya butuhkan, dan dia segera mungkin mengaminkan. Ingat betul, janji
sebuah kerajinan tangan, buah tangan dari backpackermu dengan temanmu
itu. Masih ingat bukan saya? Itu janjimu bukan? Mungkin saya yg salah
menerima kata.
Desember lewat.
Januari tiba.
Januari?
Iya Januari 2013 merupakan sebuah titik akhir dari sebuah silaturahmi
berharga yg sempat saya dapat. Nampaknya kamu sedang senang menikmati
sebuah amanah yg sedang melekat dihatimu. Iya saya juga turut berbahagia
sekali jika kamu bahagia. Sampai nantinya entah kapan lagi bisa
menikmati pinggir jalan raya dengan ditemani lampu jalan yang benderang,
entah kapan itu.
Tak lebih lama memang saya mengenal kamu, tak
sampai 20 tahun memang saya mengenal dirimu. Bahkan hanya 1 atau 2 tahun
saya sedikit mengenalmu, itu sedikit. Tak banyak hal yang sengaja
terlewatkan, semua terekam jelas di sini, ya sebuah tempat di relung yg
sangat dalam. Hati.
19
Juli 2013, Hai bapak ketua, Selamat Ulang tahun, segala dedikasi cerita
panjang ini untukmu yg berulang tahun hari ini, sebagai tokoh utama
dalam cerita saya. Happy 20th Birthday buat kamu, masdigit. Iya kamu,
selamat ulang tahun yang ke 20tahun. Sehat & Bahagia selalu. Semoga
kita masih diberi kesempatan untuk bisa bertemu kembali pada saat waktu
yang tepat dengan keadaan yang masih tepat sekali. Hi! Nice to meet you,
masdigit. Sukses amanahmu dan segala kehidupanmu, makin sholeh itu yg penting! ;)
Cuma
segini yang bisa saya tulis untuk diceritakan, namun semuanya belum
hilang, masih terekam sangat jelas, bahkan bisa masih panjang.
Nice to meet you, masdigit. Terimakasih kamu ajari saya banyak hal mengenai kesederhanaan.